Partai Politik Masyarakat Adat Diangkat di KMAN VI

Partai Politik Masyarakat Adat Diangkat di KMAN VI

Oleh Eka Egeten

Adanya ketidakadilan terhadap Masyarakat Adat dalam regulasi yang diciptakan pemerintah, memicu reaksi. Wadah partisipasi politik Masyarakat Adat untuk Pemilu 2029, digaungkan dalam pembahasan Komisi Resolusi dalam Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI) pada Jumat (28/10/2022) di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Papua.

Peninjauan pembahasan Komisi Resolusi yang dilontarkan Devi Anggraini yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PEREMPUAN AMAN, mengatakan bahwa pada poin pembahasan Pasal 14, adalah bercerita tentang poin partisipasi. Menurutnya, partisipasi politik tidak harus hanya memikirkan politik praktis dan juga tidak hanya memikirkan bagaimana kita memiliki partai politik sendiri.

“AMAN selama ini, – di dalam kerja-kerjanya – memfasilitasi kader-kader politiknya melalui banyak partai politik. Hal tersebut dilakukan karena itu jalan satunya. Harus akui, terlepas dari kelemahan mengawal kader-kader kita, adalah bagian dari prosesnya kita juga. Bahwa kita tahu bagaimana partai politik menguasai kader kita, juga kita akui,” katanya.

Ditambahkannya bahwa sekarang ini, AMAN sedang memikirkan ruang dalam membangun partisipasi politik agar semakin kuat.

“Di Kongres Masyarakat Adat Nusantara di Tobelo, kita bicara soal itu, tapi baru awal. Pada 2012, menyatakan sesungguhnya bahwa kita membangun itu, tapi belum mampu. Sekarang, mau dituntut kader-kader politik apakah mau keluar dan sungguh-sungguh membangun partai politiknya Masyarakat Adat. Jadi, ini persoalan yang panjang,” terangnya.

Lebih lanjut, Devi mengutarakan bahwa partisipasi politik ini bukan hanya politik elektoral, tapi juga soal kemenangan kepala desa.

“Di sini, kita melihat bukan hanya buruk-buruknya saja, tapi melihat baik-baiknya juga. Menurut saya, mari kita melihat partisipasi politik yang lebih luas daripada politik elektoral. Juga, bukan hanya menempatkan orang dalam pemerintahan, tapi memperkuat partisipasi politik dari tingkat kampung sampai ke tingkat pusat. Itu yang paling penting buat saya,” tandasnya.

***

Penulis adalah penggerak Sekolah Adat Waraney Wuaya.


Leave a Reply

Your email address will not be published.