Oleh Hendro Karundeng
Gerakan Pulang Kampung jadi salah satu topik dalam sarasehan pada Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI). Sarasehan itu dilaksanakan di Kampung Hobong, Kabupaten Jayapura, Papua pada Selasa (25/10/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai komunitas Masyarakat Adat di Nusantara, termasuk Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Nasional (DAMANNAS), beberapa pengurus Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), serta sejumlah fasilitator. Tampak hadir juga, beberapa tamu mancanegara.
Sarasehan dengan tema “Gerakan Pulang Kampung: Aksi Kolektif Pemuda Adat Melawan Kepunahan dan Krisis Iklim” itu membahas bagaimana gerakan para pemuda adat serta alasan pemuda adat untuk pulang kampung.
“Gerakan pulang kampung ini diprakarsai oleh pemuda adat Nusantara, tentang bagaimana mereka yang di rantau, pulang ke kampung masing-masing,” ujar Venedio Nala, Ketua Dewan Pemuda Adat Nusantara.
Walaupun bicara pemuda adat, banyak juga para orang tua yang hadir dan mengemukakan pendapat mereka.
“Walaupun kegiatan ini ditujukan untuk para pemuda (adat), bukan berarti orang tua tidak bisa ikut kegiatan ini. Karena tanggapan serta saran orang tua juga penting bagi para pemuda (adat),” jelas Michelin Sallata, Ketua Umum BPAN.
Michelin juga menjelaskan pentingnya semangat para pemuda adat untuk pelestarian wilayah adat masing-masing.
“Semangat para pemuda adat sangat penting karena sekarang kita sudah semakin menikmati perkembangan teknologi. Jadi, semangat para pemuda adat untuk melestarikan dan mengurus wilayah adat masing-masing, sangatlah penting, khususnya bagi mereka yang di rantau,” jelasnya.
***
Penulis adalah jurnalis Masyarakat Adat dan penggerak Sekolah Adat Tou Mu’ung Wuaya.