Oleh Nurdiyansah Dalidjo
Kapal Sinabung dengan rute Surabaya-Jayapura yang membawa ratusan Masyarakat Adat peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI), akhirnya tiba di Pelabuhan Kota Jayapura, Papua sekitar pukul 14:00 WIT pada Kamis, 20 Oktober 2022. Kedatangan rombongan Masyarakat Adat yang sebagian besar berasal dari kawasan Indonesia Timur itu disambut hangat oleh perwakilan Masyarakat Adat dari Wilayah Adat Tabi, Papua. Area pelabuhan pun sontak penuh dengan beragam warna dari pakaian adat yang dikenakan serta iringan musik dan lagu yang sahut-menyahut dengan meriah.
“Saya senang,” ungkap Yesaya Banari, tokoh Masyarakat Adat dan kader AMAN dari Halmahera Utara, Maluku Utara, mengungkapkan perasaannya menginjakkan kaki di Tanah Papua untuk pertama kalinya.
Yesaya mengutarakan bahwa secara keseluruhan, terdapat sedikitnya 55 komunitas Masyarakat Adat dari Maluku Utara yang akan menghadiri KMAN VI di Wilayah Adat Tabi, Jayapura. Sementara itu, baru enam komunitas Masyarakat Adat dari Tobelo, Halmahera Utara dan Wasile, Halmahera Timur yang turut berangkat bersamanya. Mereka berjumlah 18 orang dan sebagian besar adalah kelompok pemuda adat.
“Kami yang pertama datang dari Tobelo dan Wasile. Kami bertemu di Ternate untuk berangkat ke sini,” kata Jesaya tak lama setelah ia dan rombongannya turun dari kapal usai menempuh perjalanan panjang selama empat hari.
Selain Maluku Utara, ada pula ratusan perwakilan Masyarakat Adat dari berbagai provinsi lain di wilayah Indonesia Timur dan sebagian dari Indonesia Tengah, termasuk Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan lainnya. Masyarakat Adat Barmani dari Biak yang terletak di Teluk Cenderawasih, juga pergi dengan kapal yang sama. Mereka tiba di Wilayah Adat Tabi dalam balutan pakaian adat lengkap dengan mahkota berhiaskan kerang dan bulu burung. Para tetua adat bersama pemuda adat pun melontarkan rasa gembira mereka dengan nyanyian diiringi tabuhan tifa.
“Mudah-mudahan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ini bisa menghasilkan hal-hal yang lebih baik, terutama kami di Halmahera Utara, ada Masyarakat Adat Tobelo Dalam yang perlu ditopang,” ungkap Jesaya.
Ia juga punya harapan besar pada sepuluh calon Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMAN kelak dapat terus bekerja dan semakin solid memperkuat organisasi Masyarakat Adat.
Jesaya menambahkan, “Kita harus berjalan bersama dan tidak boleh menjatuhkan. Sepuluh kandidat ini adalah putra-putri terbaik dari AMAN.”
***