Oleh Filo Karundeng
Kontingen AMAN Sulawesi Utara membawa hasil panen sayur-mayur dan bumbu dapur untuk kebutuhan konsumsi ke Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke Enam (KMAN VI) yang akan digelar di Wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua pada 24-30 Oktober 2022.
Rikson Karundeng, penggerak sekolah adat dari Tomohon, Sulawesi Utara, menyatakan bahwa hal itu dilakukan sebagai wujud penghargaan dan penghormatan terhadap Masyarakat Adat Papua dan panitia pelaksana yang akan menggelar KMAN VI. Di Minahasa, katanya, ada tradisi rukup atau rurup.
“Tradisi ini (adalah) tindakan spontan, sukarela, dan tulus hati dari masyarakat ketika ada acara suka, duka, dan kegiatan lain di komunitas yang membutuhkan bantuan,” kata Rikson yang mengkoordinasikan pengumpulan rukup untuk KMAN VI.
Ketua Pengurus Wilayah AMAN Sulawesi Utara yang baru terpilih, Kharisma Kurama, berharap hasil rukup itu bisa diterima dan dapat bermanfaat dalam kegiatan KMAN VI. Ia mengatakan bahwa mereka tahu Tanah Papua kaya dan bisa memberi makan seluruh peserta dari seluruh peserta KMAN VI. Namun, apa yang mereka lakukan, merupakan bentuk solidaritas dan penghormatan terhadap Masyarakat Adat Papua dan panitia KMAN VI yang telah bekerja keras.
“Kami yakin Masyarakat Adat Papua akan menerima kami dengan penuh ketulusan hati,” ujar Kharisma yang mengabarkan telah berada di Pelabuhan Sorong, Papua Barat dalam perjalanan laut menuju Jayapura pada Selasa (18/10/2022).
Ia menyatakan bahwa Masyarakat Adat Papua dan seluruh Masyarakat Adat di Nusantara yang akan hadir di KMAN VI, adalah keluarga. Jadi, tradisi rukup ini harus tetap dilakukan di Papua dalam rangka penyelenggaraan KMAN VI.
Kharisma menyadari bahwa sayur-mayur yang dibawa ke Papua, jumlahnya masih relatif kecil, tapi menjalankan tradisi dan menunjukkan solidaritas serta penghormatan dianggap jauh lebih penting.
Pemuda adat dari Tonsea, Omega Pantow sekaligus Wakil Ketua Dewan Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) tersebut menyatakan kalau yang mereka bawa ke KMAN VI, adalah delapan karung kol, lima karung wortel, tiga karung kentang, lima karung labu siam, lima kas tomat, dua karung bawang daun, dan tiga puluh kilogram jahe.
“Ini semua hasil pertanian di Minahasa. Kalau di Papua, harganya sudah berkali-kali lipat. Kami tahu sebab kebutuhan sayur-mayur yang kami bawa ini kalau di Papua, dibeli dari Sulawesi Utara,” jelasnya.
Omega menyatakan bahwa semangat dari para pemuda adat dari Sulawesi Utara untuk ikut berpartisipasi dalam KMAN VI, ikut terbungkus dalam buah tangan yang sedang menuju ke Papua itu.
Menurutnya, semangat para pemuda adat penggerak sekolah adat dari Sulawesi Utara untuk hadir dan berkontribusi pada KMAN VI, sudah ada sejak mereka mempersiapkan diri untuk membantu panitia, terlibat pada kegiatan pentas, dan juga penyiapan panen sayur hingga dan membawanya sampai ke kapal.
“Sayur-mayur ini tak seberapa, tapi ada semangat dari kami para pemuda adat di dalamnya yang akan kami bawa ke Tanah Papua,” tegas Omega.
***
Penulis adalah jurnalis rakyat dari Sulawesi Utara.