Oleh Irma, Matheus Samay, Olaf Wally, Priskila Wouw, dan Zadrak Mebri
Mama Henderika Manuri Yoku – warga Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua – yang kesehariannya bekerja dengan berjualan pinang dan pisang di samping Stadion Barnabas Youwe (SBY), mengatakan bahwa ia telah mendengar dari keluarganya tentang pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN VI. Akan tetapi, Mama Manuri tidak tahu-menahu apa itu KMAN VI dan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan.
Hal itu disampaikan Mama Manuri saat diwawancara oleh tim jurnalis rakyat Papua pada Selasa (23/8/2022) di Sentani.
“Iyo, Mama dengar ada kongres, tapi tra tau (tidak tahu) nanti dong mo bikin apa (mereka mau buat apa),” katanya.
Untuk mendengungkan serta menggaungkan pelaksanaan KMAN VI di Wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua pada 24-30 Oktober 2022, panitia pelaksana KMAN VI melalui Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) AMAN, menggelar pelatihan jurnalisme rakyat yang diikuti oleh 19 pemuda adat, baik lelaki dan perempuan.
Para peserta dilatih selama dua hari pada 23-24 Agustus 2022. Mereka diajarkan cara bagaimana menulis berita dengan baik dan benar. Para peserta nantinya diharapkan akan terlibat dalam membantu kerja-kerja Infokom selama pelaksanaan KMAN VI berlangsung.
Victor Mambor, penanggung jawab media Jubi sekaligus salah satu pemateri pelatihan, mengatakan bahwa KMAN VI sangat penting sebab hampir sebagian besar masalah di Papua, korbannya adalah Masyarakat Adat, tanah, hutan, pendidikan, dan kesehatan.
“Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat hingga saat ini belum disahkan. Oleh sebab itu, media diharapkan mampu mengadvokasi dan mempublikasikan persoalan yang dihadapi oleh Masyarakat Adat. Jadi, media harus memberikan edukasi dan informasi yang benar,” kata Victor yang baru saja menerima penghargaan Udin Award 2022 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Jayapura Gustaf Griapon, S.T. mengapresiasi kegiatan pelatihan jurnalistik yang dilakukan oleh AMAN bersama Jubi.
“Secara pribadi, saya mengapresiasi dilaksanakannya pelatihan jurnalis warga ini,” katanya.
Gustaf mengatakan, pelatihan itu mengajarkan bagaimana memberikan edukasi dan kiat menulis, supaya para peserta mengetahui standar penulisan berita yang baik.
“Mulai dari titik koma, kemudian penegasan-penegasan bagaimana menulis berita, feature, opini… Dan ini tentu kesan yang berbeda untuk kita bagaimana bisa menerapkan ilmu yang dikasih.”
Ia juga mengatakan bahwa bentuk literasi menulis seperti itu kalau di tempat kursus, biasanya dilakukan selama satu bulan. Ia pun mengutarakan apresiasi kepada para pemateri yang memberikan teori dan praktik.
Sementara itu, Nurdiyansah Dalidjo sebagai Redaktur Infokom AMAN mengatakan kegembiraannya mengetahui ada begitu banyak pihak yang senang dan antusias untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan KMAN VI yang diselenggarakan di Wilayah Adat Tabi.
“Ini merupakan KMAN pertama yang dilakukan di Tanah Papua,” ujarnya.
Ia mengutarakan bahwa ada berbagai strategi dan aktivitas yang sedang dilakukan untuk mempublikasikan serta mempromosikan KMAN VI, termasuk melalui berbagai media yang dimiliki dan dikelola AMAN, seperti Majalah Gaung AMAN, Podcast Radio Gaung AMAN (RGA), dan lainnya. Secara khusus, untuk Masyarakat Adat di Papua, AMAN telah menerbitkan Koran Kampung edisi perdana dan menyelenggarakan pelatihan jurnalistik bagi Masyarakat Adat Papua.
***
Para penulis adalah jurnalis rakyat dari Masyarakat Adat di Jayapura, Papua.