Oleh Maruli Tua Simanjuntak
Jurnalis Masyarakat Adat dari berbagai daerah menggelar konsolidasi menjelang Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Wilayah Adat Tabi, Papua pada 24-30 Oktober 2022. Konsolidasi yang digagas oleh Infokom PB AMAN itu dilaksanakan secara virtual pada 27 Juni 2022 dan diikuti oleh 35 orang perwakilan berbagai komunitas Masyarakat Adat di Indonesia.
Deputi I Sekjen AMAN Eustobio Rero Renggi menyambut baik kegiatan konsolidasi yang digagas tersebut. Menurutnya, konsolidasi itu penting mengingat tidak
lama lagi AMAN akan menggelar KMAN VI di Papua. Ia berharap bahwa para jurnalis Masyarakat Adat yang telah mendapatkan materi pelatihan jurnalistik, dapat menyemarakkan perhelatan KMAN VI dengan berita-berita dari berbagai daerah.
“Kita ingin kawan-kawan jurnalis Masyarakat Adat bisa memanaskan kegiatan KMAN VI mendatang dengan berita yang menarik dari daerah masing-masing,” kata Eustobio dalam sambutannya saat membuka kegiatan bertajuk “Konsolidasi Newsroom” itu.
Ia menyatakan bahwa jurnalis Masyarakat Adat memiliki peran penting dalam
menyukseskan KMAN VI. Maka, pemberdayaan harus mulai sejak sekarang hingga saat pelaksanaan KMAN VI di Papua. Eustobia juga menerangkan kalau Infokom PB AMAN saat ini telah memiliki satu unit khusus yang diberi nama ”newsroom“ untuk mengelola pemberitaan dari para jurnalis Masyarakat Adat agar terkonsolidasi dan terintegrasi. Ia berharap, kehadiran unit itu dapat dimanfaatkan oleh para jurnalis Masyarakat Adat untuk mengangkat harkat dan martabat Masyarakat Adat lewat pemberitaan yang baik mengenai berbagai komunitas Masyarakat Adat dan wilayah adatnya.
“Salah satu bagian penting dalam kegiatan newsroom adalah membangun sistem kerja yang baik untuk menghubungkan jurnalis Masyarakat Adat dengan PB AMAN melalui Kepala Newsroom,” ujarnya.
Kepala Newsroom Infokom PB AMAN Apriadi Gunawan menyatakan, newsroom itu merupakan satu terobosan yang dibuat oleh PB AMAN untuk menghimpun segala pemberitaan yang terjadi di tengah kehidupan Masyarakat Adat. Banyak potensi berita yang bisa ditulis oleh jurnalis Masyarakat Adat, terutama jelang kegiatan KMAN VI di Papua.
“Jurnalis Masyarakat Adat jangan terjebak dengan hanya memberitakan peristiwa konflik di daerah, padahal masih banyak potensi berita lain yang bisa digarap, seperti halnya jelang kegiatan KMAN VI,” kata Apriadi.
Menurutnya, banyak kegiatan Masyarakat Adat di berbagai daerah jelang KMAN VI yang menarik untuk diberitakan. Apriadi meminta kepada para jurnalis Masyarakat Adat untuk tidak malu-malu atau takut mengirim berita ke newsroom. Menurutnya, semua kita dalam proses belajar, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat menulis berita.
“Jangan takut untuk menulis berita. Kita semua masih dalam tahap belajar, tidak ada yang sempurna,” katanya.
Apriadi menyebut bahwa sejauh ini kontribusi jurnalis Masyarakat Adat dalam mengirim berita ke newsroom, masih rendah. Dari 58 orang jurnalis Masyarakat Adat yang terdata di Infokom PB AMAN, hanya sekitar 20 orang yang aktif menulis untuk website Portal Berita AMAN.or.id. Ia mengatakan, untuk memotivasi para jurnalis lainnya, Infokom PB AMAN berencana akan menggelar pertemuan rutin bulanan. Pertemuan rutin bulanan itu merupakan bagian dari konsolidasi antara Infokom PB AMAN dan jurnalis Masyatakat Adat.
“Pertemuan rutin bulanan sangat penting untuk membahas tentang proyeksi peliputan dalam kurun waktu satu bulan ke depan di masing-masing wilayah,” kata Apriadi sembari berharap bahwa melalui pertemuan rutin bulanan itu, para jurnalis Masyarakat Adat dapat menjaga gairah dalam menulis.
***
Penulis adalah jurnalis rakyat dari Tano Batak, Sumatera Utara.